Senin, 30 Mei 2011

Belajar Mencari Ilmu



Sejak usia dini anak-anak kita harus dimulai dikenalkan pada ilmu-ilmu agama:  Belajar sholat, puasa, membaca alquran, zakat, shodaqoh,   mencari ilmu, pergi ke mesjid, silaturahmi dll. Agar bila sudah waktunya dia dikenakan kewajiban ibadah-ibadah tersebut sudah terbiasa. Orang bijak mengatakan bisa karena biasa.


Kamis, 26 Mei 2011

Wakil walikota Bandung Resmikan Hidayatullah


Wakil walikota Bandung, Ayi Vivananda, Kamis (26/5) meresmikan penggunaan Madrasah Hidayatullah dan Yayasan Hidayatullah di Jalan Ciroyom IV RW 08 Kelurahan. Ciroyom Kecamatan Andir Bandung.

Ayi Vivananda sempat menyatakan kekagetannya ketika mengetahui ada mesjid dan madrasah yang cukup megah yang berlokasi di dalam gang. Ayi juga memuji semangat dan kerjasama warga RW 08 yang bisa mewujudkan dan mengembangkan da’wah dan pendidikan Agama Islam di wilayah RW 08 dan sekitarnya.

Selain itu juga Ayi memuji sumbangsih warga sekitar yang bisa membangun mesjid dan madrasah hasil infak para warga yang mencapai ratusab juta rupiah, padahal dana bantuan dari Pemkot Bandung hanya Rp 8 juta.  

Menurut ketua RW 08, Wahyuwan terwujudnya Madrasah Hidayatullah berkat sumbangan atau infak dari warga setiao harinya berkisar antara Rp. 500 hingga Rp. 1000,-. Yang diambil oleh panitia.
Pembangunan selanjutkan katanya akan digerakkan oleh Yayasan Hidayatullah dibawah komando H. Oni

Sabtu, 21 Mei 2011

Benarkah Majapahit Adalah Kerajaan Islam?


 Apakah anda tertarik dengan judul postingan di atas? kalau jawaban anda “ya” berarti jawaban anda sama dengan saya. Saya sendiri sudah beberapa kali untuk membaca postingan ini saking tertariknya. Percaya atau tidak tergantung bagaimana anda melihat fakta yang akan saya paparkan berikut ini.
Seorang sejarawan pernah berujar bahwa sejarah itu adalah versi atau sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung dengan niat atau motivasi si pembuatnya. Barangkali ini pula yang terjadi dengan Majapahit, sebuah kerajaan maha besar masa lampau yang pernah ada di negara yang kini disebut Indonesia. Kekuasaannya membentang luas hingga mencakup sebagian besar negara yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara. Namun demikian, ada sesuatu yang ‘terasa aneh’ menyangkut kerajaan yang puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya masih dapat ditemukan di kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki Sekolah Dasar, kita sudah disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu kepulauan Nusantra yang kini dkenal Indonesia. Inilah sesuatu yang terasa aneh tersebut. Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis, sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika dicerna dan dipahami secara ‘jujur’ akan mengungkapkan fakta yang mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara.
‘Kegelisahan’ semacam inilah yang mungkin memotivasi Tim Kajian Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan kajian ulang terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam fakt-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka Tim kemudian menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’. Buku ini hingga saat ini masih diterbitkan terbatas, terutama menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah (Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara. Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini dibuat untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan dengan sejarah mengenai PKI. Sejarah yang berkaitan dengan partai komunis ini yang dibuat di masa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini karena berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah tersebut. Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu, diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam masyarakat.
Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Majpahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit adalah sebagai berikut:
  • Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid.
  • Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam.
  • Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini. Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai simbol-simbol Islam.
  • Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran suf, sedangkan neneknya adalah seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. Meskipun bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau adalah seorang penganut Hindu. Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di Solo.
  • Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang muslim. Hal ini karena nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan Majapahit. Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan demikian, penulisan Gajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan ‘Gajah Mada’. Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’ yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim.
  • Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit, maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara global. Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Akibatnya, Timur Tengah berada dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik yang tidak menentu. Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum muslim dari Timur Tengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan ‘Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara (Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan beranakpinak di tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa beragam kerajaan Nusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit.
Tidak ada yang tidak mungkin terjadi, karena kita tidak hidup pada jaman tersebut kita hanya bisa mengira saja kan. Tapi anda boleh percaya boleh tidak sesuai dengan keyakinan ada sendiri.
sumber: kaskus
https://blogger.googleusercontent.com/tracker/6168414919553700160-8063211407248218220?l=www.dunia-galang.co.cc
Sumber | Disimpan dalam : aneh, indonesia, isl, islam, sejarah

Kamis, 19 Mei 2011

Mantan Mubaligh Ahmadiyah Tabligh Akbar, Aliran Sesat


Mantan Mubaligh Ahmadiyah, Ust. H. Ahmad Hariadi, Jumat (20/5) rencananya akan menggelar tabligh akbar bersama Ust Hari Nugraha, di Mesjig Ukhuwah Bandung, jalan Wastu Kencana Bandung, bada Sholat Jumat. Tampil juga Ustdh. Euis Srimulyati R, Pembina Ummat di Daerah Rawan Aqidah.
Ust. H. Ahmad Hariadi dan Ust Hari Nugraha, akan mengajikan materi “Mengungkap Fakta Aliran Sesat dan Pendangkalan Aqidah Terhadap Kemorosotan Moralitas Ummat”. Sedangkan  Ustdh. Euis Srimulyati R akan membawakan materi “Kajian Muhasabah, Mengenal Diri Mengenal Alloh Sebagai Solusi Dari Berbagai Permasalah”
Dalam spanduk dituliskan agar para jamaah yang akan mengikuti TA tersebut melaksakan sholat Jumat atau sholat dzuhur di Mesjid Ukhuwah.
Kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara beberapa lembaga da’wah yaitu: Lembaga Wakaf Insan Kamil dan KPUB, Forum Silaturahmi Ormas Islam, BKPMRI dan DKM Mesjid Al Ukhuwah.
Bagi yang membutuhkan informasi lebih lanjut bias menghubungi Agus Priatna No HP 087884799368 dan 0812247223.
Acara ini diperkirakan akan ramai sebab sebagaian besar jamaah Jumat Mesjid Al Ukhuwah akan mengikutinya. Selain itu dari segi materi tentunya cukup menggoda untuk hadirnya jamaah ditambah penceramahnya yang merupakan dai dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia.  
Jamaah sebenarnya menghendaki keterangan atau sajian, atau pengakuan yang bersifat; ilmiah, jujur, terbuka, akurat mengenai aliran sesat yang selama ini banyak mengatasnamakan Islam. Supaya terang benderang dan tidak ada lagi keraguan dalam aktifitas keislaman sehari-hari.
Yang mana yang sesat dan yang mana yang tidak sesat?. Lalu sikap kita bagaimana?. Dua pertanyaan itu nampaknya yang bakal mengemuka.

Sabtu, 14 Mei 2011

Tabligh akbar Uje di Gasibu


Tabligh akbar yang mendatangkan dai kondang Ustadz Jefry Al Buchori (Uje) yang biasanya dipadati ribuan orang mustami, kali ini hanya ratusan orang saja yang hadir.  Menurut Ketua Forum Gerakan Kemaslahatan Ummat, Ipik Hasbullah, hal tersebut karena lapangan Gasibu terlalu besar sehingga pesertanya kelihatan sedikit.

Disamping itu ujar Ipik karena ada acara bentrok di tempat lain, sehingga undangan tidak bisa hadir semua.  
Selain itu, menurut Ipik tujuan diadakannya acara tersebut adalah untuk mengajak semua warga Kota Bandung khususnya dan warga Jabar umumnya supaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan agar kebarokahan dari langit dan bumi senantiasa dilimpahkan oleh Yang Maha Kuasa.
Acara tersebut ungkap Ipik berdasartkan pada dua ayat Al-Quran yaitu; QS Al-A'raf ayat 96, yang artinya Jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, sesungguhnya Kami bukakan keberkahan kepada mereka dari langit dan bumi (lahir dan bathin, rohaniah dan jasmaniah), tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami. Lalu Kami siksa mereka karena usaha (perbuatan) mereka.
Disamping, menurut Ipik, FGKU merupakan ormas yang berlatarbelakang Islam dimana ada kewajiban moral untuk mengajak ummat Islam untuk berbuat yang ma'ruf dan meninggalkan segala jenis perbuatan yang diperintahkan untuk ditinggalkan.  dengan QS Ali Imran aya t 110, yang artinya " Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. dan beriman kepada Allah".  
Hadir pula dalam pengajian tersebut Sekretaris Kota Bandung, Eddy Siswadi.  

Soal Al Zaitun, Kedepankan Praduga Tak bersalah


Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, Senin (2/5) saat ditanya wartawan soal pondok pesantren Al zaitun yang kerap dikaitkan orang dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII), mengatakan bahwa keterlibatan Pontren Alzaitun dengan NII harus dibuktikan dulu. “Jangan katanya-katanya, praduga tak bersalah tetap kita ke depankan”, ujar Dede.
Sedangkan saat ditanya soal adanya birokrat yang terlibat NII, Dede Yusuf mengakui bahwa pernah ada dari birokrat yang terlibat dalam gerakan NII beberapa tahun ke belakang.